Jl. Veteran No 1 Pendopo Kab. Serang

layanan[at]serangkab.go.id

(0254) 200-252

Berita / hasil analisis data pengukuran stunting tingkat kecamatan di kabupaten serang tahun 2021

hasil-analisis-data-pengukuran-stunting-tingkat-kecamatan-di-kabupaten-serang-tahun-2021

HASIL ANALISIS DATA PENGUKURAN STUNTING TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2021

Selasa, 30 November 2021

Admin

1495
Berita Daerah

                                                                        HASIL ANALISIS

                                          DATA PENGUKURAN STUNTING TINGKAT KECAMATAN

                                                        DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2021

 

 

  1. Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting

Berdasarkan Data EPPGBM status gizi balita (0-59 bulan) di setiap wilayah kecamatan dalam Kabupaten Serang pada Tahun 2018 - 2021 diperoleh hasil bahwa perkembangan prevalensi stunting perkecamatan di Kabupaten Serang selama 2 (dua) tahun terakhir yakni tahun 2020 dan 2021 menunjukan bahwa terjadi penurunan prevalensi stunting di 21 kecamatan yaitu Cinangka, Padarincang, Baros, Cikeusal, Pamarayan, Jawilan, Kopo (Puskesmas Nyompok), Cikande, Kibin, Kragilan (Puskesmas Kragilan), Waringin Kurung, Mancak, Anyar, Bojonegara, Pulo Ampel, Kramat Watu, Ciruas, Pontang, Lebakwangi, Tirtayasa dan Tanara. Sedangkan ada 10 kecamatan yang mengalami kenaikan prevalensi stunting dari tahun 2020 ke tahun 2021 yaitu Ciomas, Pabuaran, Gunung Sari, Petir, Tunjung Teja, Bandung, Kopo (Puskesmas Kopo), Kragilan (Puskesmas Pematang), Carenang, dan Binuang.

Kecamatan yang prevalensi stuntingnya pada tahun 2021 lebih dari 20% (target WHO) adalah kecamatan Padarincang, Kragilan (Puskesmas Pematang), dan Pulo Ampel. Jika dibandingkan dengan target RPJMN (14%), terdapat 11 kecamatan yang prevalensi stuntingnya diatas 14% yakni Kecamatan Padarincang, Pabuaran, Gunung Sari, Petir, Tunjung Teja, Bandung, Kopo (Puskesmas Kopo), Kragilan (Puskesmas Pematang), Pulo Ampel, Carenang, dan Binuang. Sedangkan jika dibandingkan dengan target RPJMD (21,1%) pada tahun 2021 terdapat 3 Kecamatan yang prevalensi stuntingnya diatas 21,1% yaitu Kecamatan Padarincang, Kragilan (Puskesmas Pematang), dan Pulo Ampel.

Kecamatan yang menjadi Lokus Stunting tahun 2021 yakni Kecamatan Cinangka prevalensi stuntingnya 6,17%, Cikeusal 10,89%, Jawilan 7,23%, Cikande 4,92%, Kragilan 3,97%, Mancak 9.94%, Anyar 5,60%, Bojonegara 6,69%, Pontang 7,56% dan Lebak Wangi 8,41%. Berdasarkan grafik Prevalensi Stunting Perkecamatan di Kabupaten Serang tahun 2018 – 2021, 10 kecamatan yang menjadi lokus stunting tahun 2021 tersebut mengalami penurunan prevalensi stunting dibandingkan prevalensi stunting tahun 2020. Dan jika dibandingkan dengan target WHO (20%), target RPJMN (14%) dan target RPJMD (21,1%) maka 10 kecamatan lokus stunting 2021 tersebut pun telah memenuhi target atau berada di bawah garis batas target yang ditentukan.

  1. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi balita (stunting) di Kabupaten Serang adalah:

  • Masih ada balita yang belum memiliki JKN/BPJS;
  • Masih ada sebagian masyarakat yang belum mempunyai jamban sehat (ODF : 13%);
  • Masih ada balita yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap;
  • Masih ada anggota rumah tangga balita yang merokok;
  • Masih ada riwayat ibu hamil KEK;
  • Adanya penyakit penyerta seperti kecacingan dan Tuberkulosis.

 

  1. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah

Perilaku kunci Rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah adalah :

  • Masih ada ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan;
  • Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang makanan dengan gizi seimbang untuk ibu hamil (Bumil KEK : 14%);
  • Belum semua ibu hamil minum secara rutin Tablet Tambah Darah (90 tablet) selama kehamilan (TTD Bumil: 68,63%);
  • Belum semua remaja putri yang minum Tablet Tambah Darah secara rutin (TTD Rematri: 19,51%);
  • Masih ada ibu bersalin yang ditolong persalinannya oleh bukan tenaga kesehatan;
  • Masih ada bayi 0 – 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif (38,90%);
  • Masih ada balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap;
  • Masih kurangnya pengetahuan ibu balita tentang makanan dengan gizi seimbang untuk balita.

  

  1. Kelompok Sasaran Berisiko

Kelompok sasaran beresiko dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah sebagai berikut :

  • Remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan;
  • Masyarakat yang kurang mampu/miskin, sehingga daya beli terhadap pangan kurang;
  • Masyarakat mampu tapi tidak mempunyai/kurang pengetahuan tentang makanan dengan gizi seimbang;
  • Masyarakat yang masih memegang teguh adat kebiasaan, misalnya memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan;
  • Masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari – hari dan buang air besar.

 

Dari permasalahan tersebut diatas, dalam pencegahan dan penanganan stunting perlu adanya dukungan dan partisipasi Lintas Program dan Lintas Sektor di tingkat Kecamatan. Dalam penyusunan intervensi pencegahan dan penanganan stunting disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di masing-masing kecamatan.

Berita Terkait

logo serangkab

Pemerintah

Kabupaten Serang

Ikuti Kami

Kontak Kami

Alamat

© 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Serang. All Rights Reserved.