Jl. Veteran No 1 Pendopo Kab. Serang

layanan[at]serangkab.go.id

(0254) 200-252

Berita / malam selikuran, rohim: tradisi unik masyarakat bojonegara pulo ampel sambut malam lailatul qodr

malam-selikuran-rohim-tradisi-unik-masyarakat-bojonegara-pulo-ampel-sambut-malam-lailatul-qodr

MALAM SELIKURAN, ROHIM: TRADISI UNIK MASYARAKAT BOJONEGARA PULO AMPEL SAMBUT MALAM LAILATUL QODR

Selasa, 04 Mei 2021

Admin

1476
Berita Daerah

Tiap bulan puasa atau bulan Ramadhan, masyarakat Bojonegara dan Pulo Ampel umumnya daerah Serang – Banten selalu mengadakan malem selikuran. 

Malem selikuran diadakan untuk menyambut malam Lailatul Qodr, acara ini merupakan kegiatan yang turun temurun dari ajaran para wali dan para ulama terdahulu masyarakat Bojonegara Pulo Ampel khususnya dan umumnya masyarakat Banten.  

"Malam selikur, atau kadang di kenal juga dengan selikuran, tradisi ini diperkenalkan oleh para wali songo sebagai metode dakwah Islam di Tanah Jawa khususnya," ujar Wakil Sekretaris Jendral Bidang PAO Pengurus PAGUYUBAN PEMUDA MANDIRI, Rohim, saat ditemui dikediamannya, Minggu (2/5/2021).

Dalam bahasa Jawa, Rohim menjelaskan malam selikur berasal dari kata malem yang berarti malam dan selikur yang berarti dua puluh satu. Dua puluh satu yang mengacu pada tanggal 21 bulan Ramadhan yang disebut malam Lailatul Qodr. 

"Agama Islam mengajarkan bahwa akan tiba suatu malam yang istimewa pada sepertiga akhir bulan Ramadhan. Malam yang di sebut malam Lailatul Qodr ini lebih mulia dibanding malam-malam lainnya yang digambarkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini pula, Nabi Muhammad terlebih dahulu menerima Al-qur'an yang di turunkan oleh Allah SWT. Untuk menyambut malam ini, umat Islam memperbanyak amalan dan ibadah karena pengaturan pula pahala yang seribu kali banyak dari hari-hari biasa," jelasnya.

selain itu, ia juga menuturkan bahwa malam selikuran di lingkungan masyarakat Bojonegara Pulo Ampel biasanya dilaksanakan setelah adzan Maghrib dan ada pula yang dilaksanakan setelah sholat taraweh sebagai penanda penanggalan hijriyah ataupun jawa yang didasarkan pada penanggalan bulan, pergantian hari di mulai saat matahari tenggelam.

"Malam Selikuran ini biasanya di isi dengan acara do'a bersama di dalam masjid dan setiap masing-masing orang membawa besek (bingkisan - red), dan setelah selesai acara maka besek tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di dalam masjid tersebut. Dan ada juga malam selikuran ini di isi dengan ceramah agama sesuai dengan berkembangnya zaman," pungkas Rohim.

Berita Terkait

logo serangkab

Pemerintah

Kabupaten Serang

Ikuti Kami

Kontak Kami

Alamat

© 2024 Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Serang. All Rights Reserved.

Pemerintah
Kabupaten Serang
Hubungi melalui Telegram
resmi kami sekarang!
Hubungi Kami